Mad Madmen meneruskan perjalanan bermusiknya sejak berkarir di tahun 2019 dan melepas beberapa single serta EP. Kini mereka kembali dengan melahirkan album perdananya yang diberi judul Mental Breakdance. Album berformat CD ini diedarkan oleh jaringan distribusi demajors.
Album berisikan sembilan lagu di dalamnya ini, enam di antaranya merupakan lagu baru yang sebelumnya belum pernah dirilis oleh Kalam Mahardhika (gitar, vokal) dan Marvin Muhammad (bas, vokal).
Pada album ini, Mad Madmen juga menampilkan sejumlah kolaborasi dengan beberapa rekan musisi, di antaranya Gracia Andrea (vokal latar di “Deathcheater”, “B.K.B/Kalamazoo”, “5’s & 7’s”, dan “Kobe”, serta vokal tamu di “Achtung!”), Tracy Giovanni (vokal tamu di “The Funk Inside My Heart”), Ade Paloh (vokal tamu di “The Striker”), Angan DaHooman (vokal tamu dan rap di “Kobe”), Agustinus Panji Mardika (terompet di “5’s & 7’s”), Refo Ramadhan (alto saxophone di “5’s & 7’s”), serta Nino Bukir (perkusi di “Deathcheater” dan “Kobe” serta didgeridoo di “Kobe”).
Bassis dari Mad Madmen, Marvin Muhammad, menuturkan jika di album ini mereka punya kontrol kreatif 100% dan sangat ingin melibatkan rekan-rekan musisi lainnya yang mereka hormati. Selain itu, Kalam Mahardhika (gitar, vokal) menilai bahwa beberapa karya yang terangkum dalam album dibuat dengan membayangkan kolaborator secara spesifik.
“Kami berdua paham betul bahwa kami dikelilingi rekan-rekan yang luar biasa berbakat dengan kapasitas bermusik yang sangat kami percayai. Misalnya, dalam proses pembuatan lagu “Kobe,” saya memang secara spesifik mempertimbangkan Angan untuk mengambil peran rap dan vokal pada setiap chorus, verse pertama, dan verse kedua. Atau peran Ade Paloh pada track “The Striker” juga sudah sangat dipertimbangkan oleh Marvin ketika merumuskan komposisinya. Berhubung secara musikal ia juga terpengaruh oleh Sore,” ucap Kalam kepada situs DCDC.
Ditambahkan pula oleh mereka jika album Mental Breakdance ini sebenarnya sudah mulai digarap dari sejak Agustus 2019 silam, dengan proses rekaman yang dimulai di ALS Studio (Tangerang Selatan) dibantu oleh Refo Ramadhan, sebagai recording engineer. Masuk awal 2020, Mad Madmen kemudian kembali melanjutkan proses rekaman di Great Wave Studios (Jakarta) dengan Haruchika Setiadi sebagai operator studio, operator recording, mixing, dan mastering engineer mereka.
Keputusan memindahkan rekaman ke Great Wave Studios sekaligus menandakan kedua kalinya Haruchika Setiadi bekerja sama menggarap materi untuk Mad Madmen (sebelumnya dia terlibat di Ego Friendly, EP perdana dari Mad Madmen). Selain di kedua tempat tersebut, Mad Madmen juga menggunakan fasilitas rekaman di Lontar Studio (Jakarta) yang dipandu oleh Edi Kusnadi sebagai recording operator, serta disupervisi oleh Haruchika Setiadi untuk merekam track drum dan vokalis tamu, Ade Paloh dalam lagu “The Striker”, serta merekam “Big Ol’ Jazzmaster” secara live.
Dihadapkan dengan beberapa kendala teknis, Mental Breakdance merupakan karya yang prosesnya tergolong cukup unik untuk Mad Madmen, terlebih dengan munculnya pandemi dan regulasi PSBB sekiranya enam bulan dari sejak pengerjaan album dimulai, mereka terpaksa membuat beberapa modifikasi teknis perekaman.
“Kami memutuskan membeli soundcard dan merekam bagan gitar serta bas untuk track yang penggarapannya belum selesai seutuhnya di kamar kos Marvin,” ujar Kalam.
Judul Mental Breakdance sendiri diakui mereka pada awalnya ingin menggunakan frasa “Food for Thought” sebagai judul album, namun karena perkembangan kondisi di seluruh dunia terkait oleh COVID-19, mereka akhirnya menggunakan frasa “Mental Breakdance” untuk membercandakan dan menyemangati satu sama lain dalam kondisi yang mereka hadapi pada saat sedang merasa terpuruk.
“Berawal dari bahan guyon, kami merasa bahwa lambat laun frasa “Mental Breakdance” ini yang lebih cocok menggambarkan album perdana kami. Baik dari segi personal masing-masing, maupun arahan kreatif yang pada akhirnya merangkum lagu-lagu di album ini,” ucap Marvin.
Sebagai tambahan, selain menjadi album perdana bagi Mad Madmen, Mental Breakdance ini juga merupakan karya terakhir yang melibatkan pemain drum Thareq Satria Lubuk. Mantan drummer Mad Madmen tersebut memutuskan untuk mengundurkan diri dari perannya sejak 19 Juni 2021 lalu.
“Saya dan Marvin main musik bersama sejak SMP, sekitar tahun 2008 lalu,” ucap Kalam. “Membangun musikalitas, chemistry, serta menoleransi satu sama lain bagi kami butuh proses yang amat berliku. Dengan adanya Thareq sebenarnya ia menjadi semacam ‘perekat’ untuk saya dan Marvin. Kehadirannnya mengimbangi karakter kami berdua. Jadi ketika ia memutuskan untuk minggat, sejujurnya kami sedikit terpukul, namun kami sangat mendukung apapun itu keputusan Thareq, serta sangat antisipatif terhadap apapun pilihan karir dia berikutnya.”, tambah Kalam.
“Album perdana power-trio ini adalah angin segar dalam katalog funk Indonesia. Sangat jauh dari funk tipikal di Indonesia. Yang polanya adalah musik pop, rock, atau blues tapi diberi ketukan goyang dan patah-patah. Dan voila! Lahirlah funk generik Indonesia. Karena memainkan funk membutuhkan skill penguasaan alat yang tidak sembarangan. Dan kalau sudah menguasai, mengobralnya secara sembarangan, tanpa mengindahkan estetika dan rambu-rambu dasar funk akan terjebak menjadi biasa saja, bahkan murahan,” ulas Anto Arief di situs Pop Hari Ini. “Tapi Mad Madmen mampu melabrak semua itu dengan sembrono. Skil mumpuni, kemampuan aransemen di atas rata-rata, dimainkan dengan liar menggelora, mentah dan gila-gilaan. Mental Breakdance berhasil merangkum semua itu.”
Album ini bisa didapatkan melalui situs demajors.com, demajors App, maupun di seluruh jaringan (at)demajors.