Musisi Danilla Riyadi merilis album terbarunya yang bertajuk Pop Seblay. Album ini menghimpun penjelajahan kreatif Danilla yang baru dan lebih orisinil, yang telah dimulai sejak ia merilis lagu “MPV” Januari 2022 lalu.
Danilla mengatakan, album ini karya yang lahir dari kerinduan kepada teman-temannya di masa pandemi. Karena berbagai pembatasan selama pandemi, membuat ia sulit bertemu dengan teman-teman tongkrongannya.
Karena itu, lewat proyek album ini, Danilla ingin menghadirkan nuansa tongkrongannya tersebut. Sebuah lingkungan pertemanan dengan segala kelucuannya, keanehannya serta kebodohannya. Dan, di dalam komunitas itulah, seorang Danilla berada. Untuk itu, Danilla menggandeng sekalian teman-temannya, untuk terlibat dalam penggarapan album Pop Seblay.
“Pop Seblay itu sebenarnya album yang jadi karena satu alasan: kangen sama anak-anak. Terus, karena aku kangen sama anak-anak, ingin banget di lagu-lagu ini yang kerjakan anak-anak saja,” ungkap Danilla dalam keterangannya.
Album Pop Seblay memuat 12 lagu, yang diciptakan dan diaransemen sendiri oleh Danilla, serta dibantu sejumlah koleganya. Selain “MPV” yang telah dirilis sebelumnya, lagu lainnya yaitu “Maka dari Itu”, “Dalam Nirvana”, “Dungu Dungu”, “Fel d 1”, “Di Mana”, “Di Balik Selimut”, “Kiw”, “Senja di Seberang Nusa”, “Berat Badan”, “Bukan Otomata”, dan “Kudikan”.
Selain melibatkan para musisi yang biasa mengiringinya dalam formasi band, Danilla juga melibatkan sejumlah kolaborator lainnya yang ikut menyumbang ide dalam penggarapan lirik, aransemen dan bagian produksi lainnya. Di antaranya yaitu Sigit Pramudita (grup Tiga Pagi), pemandu siniar Bobby Mandela, hingga seniman visual Fluxcup yang menghadirkan seri video Monyet Seblay sebagai pembuka album.
Adapun “seblay” sendiri menurut Danilla merujuk pada kondisi ketika seseorang merasa sangat santai, setelah makan sampai kekenyangan. Perasaan yang begitu nikmat bagi semua orang, yang bisa membuat orang pulas karena saking hanyutnya.
Imaji tentang kondisi seblay itu mewakili imaji keseluruhan lagu dalam album ini, yang menggambarkan hal-hal keseharian yang lucu, tragis namun menggelitik, atau kegagalan yang mudah untuk ditertawakan.
Danilla misalnya bercerita tentang “tradisi” menginjak sepatu baru teman dalam lagu “Di Mana”, keterpanaan yang menggemaskan saat bertemu lawan jenis di lagu “Kudikan”, atau menertawakan seorang teman yang gagal mengejar pujaan hatinya di lagu “Kiw”.
Singkatnya, begitulah suasana tongkrongan Danilla dan teman-temannya. Boleh dikatakan, persona Danilla di dalam tongkrongannya itu diangkat ke dalam album ini.
“Makanya di sini yang aku ingin angkat itu. Kalian mesti tau bahwa gue kangen banget ketemu anak-anak ini,” ucap Danilla. “Ini album paling seru menurut aku. Ibaratnya menyatakan, ‘ini Danilla, dan karakter gue bersama teman-teman gue kayak begini,” imbuhnya.
Ada pula lagu-lagu yang berbicara secara lebih serius tentang eksistensi diri. Mulai dari penolakan terhadap ekspektasi orang-orang di lagu “MPV”, atau perlawanan terhadap komentar-komentar tentang fisik di lagu “Berat Badan”.
Pop Seblay di album ini tampil dengan nuansa musik dan lirik agak berbeda dari album-album sebelumnya, meski tetap menghadirkan sisi elegannya. Bagi penggemar yang kangen dengan sisi melankolis-romantis Danilla, ada lagu “Senja di Ambang Nusa”, “Maka dari Itu” hingga “Dalam Nirvana”.
Pop Seblay menjadi album keempat bagi Danilla setelah Telisik, (2014) Lintasan Waktu (2017), dan album mini Fingers (2019). Album terbaru ini dirilis di bawah label Laguland Records, dan versi CD-nya diedarkan oleh jaringan distribusi demajors.