Memasuki tahun ketiga keberadaan mereka, kuartet indie pop/synth pop asal Bandung, Iris Bevy merilis album perdana yang bertajuk Avesta. Lewat kerja sama dengan label rekaman demajors, Avesta akan hadir dalam format cakram padat (CD) dan digital.
Iris Bevy berisikan Shau (vokal, synth), Kidz (vokal, gitar, synth), Jeremy (gitar) dan Dimas (bass). Terbentuk setelah inkarnasi awalnya sebagai Ping Pong Club berakhir di sekitar tahun 2020.
Avesta merupakan sebuah proses berkarya yang cukup panjang bagi Iris Bevy. Berbagai referensi yang merasuk, baik itu secara musikal maupun literatur, menghasilkan dualisme karya yang menjadikan Avesta dapat didefinisikan sebagai terang dan gelap yang menyatu dalam sebuah kanal yang berkesinambungan.
Kata Avesta sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kitab atau bacaan, di mana setiap diri manusia pada hakikatnya merupakan kitab yang menyimpan harapan dan memori bagi jiwa manusia di alam material ini.
“Melalui Avesta, kami ingin menyampaikan pesan untuk lebih menghargai dan berfokus pada diri kita sendiri dengan menyadari hakikat tersebut,” ujar Dimas.
Album yang terdiri dari 9 lagu ini berisikan 7 materi baru dan 2 buah remaster dari single yang telah dirilis sebelumnya. Direkam secara independen dengan mengaplikasikan cara work from home, personil Iris Bevy mengatakan bahwa mereka berusaha mengolaborasikan teknologi dengan musikalitas mereka dalam merajut nada dan harmoni hingga menjadi komposisi musik.
“Proses rekamannya dikerjakan sendiri di rumah masing-masing memanfaatkan apa saja yang ada, “ ujar Jeremy.
Pengambilan Muhammad Thoriqul Fahmi a.k.a Mamoy sebagai mixing engineer dan Eri dari Timurrrec sebagai mastering engineer pun menjadi pelengkap untuk menyatukan imajinasi dari keempat personil Iris Bevy.
Melengkapi persembahan karya perdana Iris Bevy ini, sang vokalis, Shau, ikut serta menyumbangkan imajinasinya dalam bentuk artwork dan arahan artistik dalam desain cover album.
Shau menceritakan bahwa ilustrasi artwork yang dibuatnya terinspirasi dari momen-momen kontemplatif yang intim antara seseorang dengan dirinya sendiri, di antara alam nyata dan imaji. Bahwa dalam kesendirian, seseorang akan dapat menemukan jawaban atas esensi hidupnya.
Terhitung sejak Jumat, 23 Juni 2023, Avesta menjadi babak baru bagi cerita perjalanan Iris Bevy. Sembilan track di dalam album ini sudah dapat didengarkan melalui berbagai platform musik digital.
Ada pun berselang 2 minggu dari tanggal perilisan digital, album fisik Avesta dalam format cakram padat (CD), juga dapat dibeli di website www.demajors.com dan seluruh jaringan edar demajors. Iris Bevy juga berencana akan mengadakan perayaan perilisan album perdana mereka dalam waktu dekat.
Iris Bevy merupakan quartet indie pop/synth pop yang banyak terinspirasi dari berbagai musik era ’80 dan ’90-an, mulai dari disco, pop, hingga shoegaze. Nama Iris Bevy sendiri diambil dari nama bunga ‘iris’ yang memiliki empat makna, yaitu harapan, keberanian, keyakinan dan kebijaksanaan, yang menjadi motivasi dalam berkreasi bagi keempat personilnya, yaitu Shau (vokal, synth), Kidz (vokal, gitar, synth), Jeremy (gitar), dan Dimas (bass). Sejak awal terbentuknya di tahun 2020 lalu, Iris Bevy telah menelurkan 2 single berjudul “Endeavor” dan “Bright Red and March Away”, serta debut album yang diberi tajuk Avesta.