Noverdy Putra atau yang akrab dipanggil Verdy merupakan juru kunci [at]demajors Padang. Dia telah lama bergabung di keluarga besar ini, sejak delapan tahun lalu. Sejak awal sudah menggabungkan konsep bisnis kedai kopi yang beriringan dengan distribusi rilisan musik. Selain itu dia cukup aktif dalam pergerakan komunitas musik di daerahnya, kerap menulis artikel, hingga mengelola media secara mandiri.
Berikut perbincangan dengan Verdy seputar pengalamannya bersama [at]demajors, pergerakan komunitas musik di daerahnya, album-album kesukaan, kondisi penjualan rilisan fisik hari ini, serta kesannya selama berada di area Synchronize Fest dan Jambore [at]demajors.
Bagaimana ceritanya anda bisa bergabung dengan [at]demajors?
Sekitar tahun 2015 saya memutuskan untuk pulang ke Padang. Saat itu sudah tidak ada lagi record store di Padang. Saya memberanikan diri mengirim email ke demajors kala itu, dan hanya berselang dua jam langsung direspon balik secara positif oleh Pak David Karto.
Seperti apa suasana store anda di sana?
Sedari awal store [at]demajors Padang itu terletak di pojokan sebuah kedai kopi di kota Padang yang bernama Rimbun Espresso & Brew Bar atau biasa disebut Rimbun Coffee. Hingga hari ini pojokan rak tersebut telah menjadi bagian sehari-hari dari pengunjung Rimbun Coffee. Tahun ini kita telah menambah rak serta katalog selain CD, seperti kaos dan buku bertema musik.
Bagaimana metode anda dalam memasarkan katalog demajors di sana?
Selain di Rimbun Coffee, sempat ada titik distribusi di kota Bukittinggi walaupun tidak lama. Metode ini cukup lumayan membantu kemudahan untuk mengakses katalog. Doakan saja tahun ini akan kembali menambah titik di luar kota Padang. Lapakan di gigs juga cukup sering diikuti meskipun masih sporadis.
Apa anda berjualan juga via online?
Yes, pada akhirnya juga menggunakan layanan e-commerce. Untuk memudahkan teman-teman dari sekitaran kota Padang untuk berbelanja via online.
Jadi anda jualan via marketplace juga?
Saat ini hanya Tokopedia, sepertinya cuma itu yang ramah dan mudah digunakan bagi saya, hahaha.
Bagaimana respon komunitas sana soal katalog rilisan demajors?
Respon sangat positif ketika mengetahui ada toko yang masih jualan CD musik. Mungkin diharapkan lebih banyak orang yang tahu sih.
Genre musik apa sih yang paling diminati di daerah anda?
Sangat beragam, karena sepertinya ini masih bergantung pada rilisan apa yang keluar. Namun memang masih nama-nama yang cukup familiar.
Lalu CD rilisan demajors apa saja yang selama ini paling diburu di sana?
Efek Rumah Kaca, Barasuara, Mocca, Danilla, hingga Tulus adalah nama-nama yang familiar. Untuk nama-nama baru seperti The Jansen, Nadin Amizah, dan Dere juga cukup sering dicari.
Apakah fans musik di sana cukup mengenal nama demajors dan katalog rilisannya?
Cukup lumayan, meskipun sebenernya masih banyak yang belum tahu karena kita memang bukan toko khusus demajors juga, karena posisi kita di dalam coffee shop.
Pernah punya pengalaman unik dan menarik dengan konsumen anda di sana?
Pengalaman menarik justru di masa libur panjang kita suka ada konsumen justru dari luar kota yang lagi liburan atau pulang kampung.
Bagaimana pergerakan komunitas musik lokal di daerah anda sekarang?
Hari ini sangat aktif baik itu gigs lokal, maupun penampil yang datang untuk bertandang ke kota Padang. Selain itu Padang cukup aktif juga karena ada teman-teman Menace Space yang kerap rutin mengelola gigs. Komunitas musik lokal di beberapa kota lain juga cukup aktif seperti Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, Padang Panjang, dan Padang Pariaman.
Anda sering terlibat dalam pergerakan komunitas musik lokal di sana?
Boleh dibilang begitu, tapi memang saya memilih untuk mencari porsi yang berbeda daripada teman-teman yang lain di kota Padang. Misalnya sudah tidak ada lagi toko yang menjual riliisan fisik, maka saya melakukan hal itu. Atau yang paling terakhir kemaren ketika ikut ambil bagian dalam gelaran Music Merch Festival yang diselenggarakan secara nasional. Tetapi untuk mengelola gigs atau bikin event musik itu biarlah teman-teman yang lain saja.
Sering terlibat dalam sesi lapakan atau buka booth juga di sana?
Kalau lapakan itu sebenernya sejak covid sampai sekarang sudah bisa dibilang tidak pernah. Tahu sendiri bagaimana pandemi menampar kehidupan bukan? Jadi kalau sekarang lapakan itu modelnya lebih kepada titipan saja, jadi kalau ada teman yang ngajak ada gigs, saya akan mengirimkan beberapa rilisan untuk dititip jual di sana. Seringnya ini adalah gigs di luar kota Padang kalau sekarang malahan.
Oya, siapa band/musisi lokal yang bagus dan menarik dari daerah anda sekarang?
Dulu sempat ada Lajur dan Nayanika, namun sepertinya setelah rilis debut album malah diterpa kesibukan personelnya. Sekarang yang bagus itu ada duo The Secret, lalu juga ada kelompok Naramajas, dan solois Brian Rahmattio.
Apa saja 5 CD favorit anda dari semua katalog demajors?
Indra Lesmana – Do The Math, Efek Rumah Kaca – Rimpang, Semiotika – Eulogi, Lorjhu’ – Paseser, Turbokidz – Oranye.
Sebutkan band/album baru yang seharusnya dirilis oleh demajors?
Albumnya Tabraklari, Perunggu, dan Ali.
Apa saja katalog lama demajors yang kudu segera dirilis ulang?
Tigapagi – Roekmana’s Repertoire
Bagaimana anda melihat kondisi penjualan rilisan fisik di hari ini?
Meskipun fluktuatif, penjualan rilisan fisik masih potensial. Bisa dipastikan masih banyak peminatnya. Dan sesungguhnya kita hanya sedang menunggu “ledakan”-nya saja. Kenapa begitu? Karna sebelum era telepon pintar menerpa, pemutar kaset, CD, VCD, atau DVD adalah pilihan hiburan yang sudah tersedia di setiap rumah. Akibatnya kita tumbuh dengan berburu rilisan kaset ataupun CD, karena memang sudah ada player-nya di rumah. Nah, hari ini kan itu cukup berbeda. Internet dengan jaringan wifi di rumah adalah pilihan hiburan mudah bagi semua anggota keluarga. Sehingga akhirnya hari ini kita merasa jauh dengan bentuk-bentuk rilisan fisik karena player-nya sudah tak lagi berfungsi atau bahkan sudah tidak ada di rumah. Jadi menurut analisis asal-asalan saya, ini hanya perihal waktu saja. Menanti kita semua bosan dengan apa-apa yang ditawarkan oleh kesemuan dunia maya. Dan semua orang berusaha kembali mencari yang “nyata”. Dalam konteks musik, tentu saja itu adalah rilisan fisik.
Apakah tren vinyl juga terjadi di daerah anda?
Tidak terlalu. Ada sih beberapa orang tapi hanya hitungan jari saja.
Rekomendasi record store lain dari daerah anda?
Saya tak ingin melakukan klaim bahwa saya satu-satunya yang ada di kota Padang. Namun jika ingin coba mencari sepertinya masih ada beberapa toko kaset tersisa di kawasan Pasaraya Kota Padang. Mudah-mudahan masih ada…
Siapa saja musisi/band dari katalog demajors yang paling ditunggu show-nya di daerah anda?
Nadin Amizah cukup sering jadi desas-desus akan tampil di Padang. Namun hingga hari ini masih belum kejadian…
Tiap tahun, warga [at]demajors dari berbagai daerah berkumpul di Synchronize Fest. Biasanya menangani merchandise booth. Apa saja kesan dan pengalaman anda dari sana?
Wah, ini selalu jadi cerita tersendiri dari tahun ke tahun. Berawal dari hanya merchandise band saja, hingga akhirnya sejak Synchronize Fest 2022, warga [at]demajors mengelola secara penuh booth merchandise band dan official merchandise. Sangat unik karena posisi booth yang terletak di tengah areal festival, tak jauh dari pintu masuk, maka kerap menjadi titik kumpul warga wargi Synchronize Festival. Dan kehadiran [at]demajors sebagai penjaga booth menjadikannya sebagai tempat bertegur sapa dengan berbagai warga-wargi yang datang dari luar Jakarta.
Musisi/band apa saja yang ingin anda tonton di Synchronize Fest nanti?
Saya harus mendukung band dari Padang. Tahun ini ada Orkes Taman Bunga. Jadi saya harus menonton mereka di panggung Synchronize Fest tahun ini!
Warga [at]demajors juga beberapa kali kumpul bersama di Jambore [at]demajors, bagaimana kesan anda?
Jambore pertama menurut saya itu adalah keputusan nekat yang saya ambil. Tanpa ada ekspektasi apa-apa, saya hanya ingin kenalan, nambah temen, lalu mungkin dapat tips berjualan rilisan fisik dari teman-teman yang lain. Tapi ternyata yang saya dapatkan bisa lebih dari itu. Meski tak hadir di Jambore kedua, saya sedang UAS rasanya waktu itu. Lalu menjadi penanggung jawab program untuk Jambore ketiga adalah satu pencapaian baru. Berupaya membawa keluarga [at]demajors untuk mulai membuat program bersama adalah tantangan tersendiri. Jambore [at]demajors memang selalu menyenangkan.
Rekomendasi lokasi Jambore [at]demajors selanjutnya?
Di Malang lagi. Seru!
Selama bergabung dengan [at]demajors, pengalaman menarik dan pelajaran penting apa saja yang anda dapatkan?
Bersama [at]demajors saya mendapatkan keluarga baru. Keluarga baru ini membawa saya pada tempat-tempat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Membuka jalan untuk berjejaring hingga akhirnya saya seperti sekarang semua itu diawali dengan bergabung dengan [at]demajors.
Anda punya saran dan ide apa untuk mengembangkan pergerakan [at]demajors selanjutnya?
Sudah saatnya [at]demajors bergerak lebih jauh, sebagaimana yang sering diingatkan oleh Pak David. [at]demajors hendaknya memiliki program offline yang dikerjakan bersama-sama dan bisa saling mendukung pergerakan dari kota-kota [at]demajors itu sendiri.
Apa harapan anda ke depannya bagi [at]demajors dan demajors?
Demajors dan [at]demajors bisa bersinergi satu sama lain. Semakin bertumbuh dan bertambah juga ke kota-kota berikutnya. Sehingga jaringan distribusinya semakin meluas dan semakin memiliki dampak bagi ekosistem musik di masing-masing kota, serta di industri musik secara nasional.