Harlan Boer memang seorang musisi yang produktif. Titik.
Di awal tahun 2021 ini, Harlan lagi-lagi mempersembahkan album baru, judulnya Penembak Bayaran, dan merupakan album keempat yang dirilis pemusik dan penulis indie ini selama masa pandemi.
Sejak Juni 2020, Harlan menerbitkan album-album lo-fi dengan memakai alat-alat musik sederhana yang tersedia di rumah, bahkan direkam hanya dengan menggunakan telepon seluler. Maka lahirlah Fidelitas Cinta 01, Fidelitas Cinta 02, dan Bersambung.
Tetapi kali ini, album barunya direkam di studio musik di dekat rumahnya. Cukup naik bajaj untuk ke sana, bekerja berdua saja dengan juru rekam.
“Saya enggak tahu kenapa cukup mudah terpancing untuk menulis lagu, merekamnya, lalu merilisnya,” ujar Harlan.
Sering kali rekaman Harlan enggak rapi, lebih kepada ekspresi dan momentumnya. Musik, tema lagu dan liriknya pun banyak yang enggak seperti produk industri musik kebanyakan. Tetapi, meskipun jumlahnya enggak banyak, selalu ada teman-teman yang mendengarkannya, mengumpulkan rilisan-rilisannya, baik berupa CD, kaset, hingga video musiknya dalam format VHS.
“Karena belum pernah fokus mendesain artistik album dari ekspektasi pendengar, sejujurnya saya enggak tahu persis apa yang didapatkan oleh pendengar dari musik saya,” tambahnya.
Dan seperti umumnya seniman lainnya, Harlan selalu ingin setiap rilisannya semakin baik lagi.
“Setiap memulai membuat album, saya ingin mengerjakan yang terbaik, dengan keterbatasan saya tentu saja. Setiap rekaman selesai, biasanya saya senang dan puas. Tapi enggak lama kemudian, saya mulai merasa enggak puas, atau bosan, dan ingin membuat lagu-lagu baru lagi,” tukas Harlan.
Seperti pada sederet katalog karya Harlan lainnya, album terbaru Penembak Bayaran adalah rekaman dengan bunyi yang bervariasi, sangat personal, sesekali memotret yang dilihatnya, beririsan dengan kehidupan bersama. Ada delapan lagu di album Penembak Bayaran.
Lagu “Penembak Bayaran”, yang ditulis dan direkam langsung di studio, bercerita tentang ide terhadap pekerjaan yang ingin kita lakoni. Setiap kita memiliki batasan masing-masing akan apa yang kita mau dan tidak, tapi terkadang terjadi situasi yang menyulitkan untuk selalu bersikap merdeka. Suatu saat dalam hidup, dengan gelisah hebat, menjadi ‘Penembak Bayaran’ yang tidak kita inginkan.
Lagu kedua, “Siapa Saja Merekam Pop”, adalah sikap Harlan untuk terus memelihara “jiwa amatir”, di mana menulis lagu, bermain musik dan merekamnya bukan tentang industri dan strateginya, karena kita tahu fungsi industri datang belakangan sebelum ekspresi diri.
Lagu ketiga, “Ada Kemajuan Hari Ini”, lagi-lagi ditulis dan rekam langsung di studio—sangat dipengaruhi oleh kegemaran Harlan pada Talking Heads, secara musik maupun lirik. Modernitas selalu jadi bahan renungan bagi siapa pun yang sudah cukup berumur, bergaul, dan beradaptasi, hingga bisa membandingkan kemarin dan hari ini. Hasilnya itu-itu juga: ada kemunduran, ada kemajuan. Kadang terdengar gerutu atau sinis, sesungguhnya hanya proporsional dan jujur saja.
Lagu keempat, “Nostalgia kepada Kejadian yang Baru Ada”, lahir dari perasaan terima kasih kepada seorang teman yang memberikan gitar kepada Harlan. Inilah lagu pertama yang diciptakannya dari gitar nylon itu, bersama masa pandemi Covid-19 yang punya suasananya sendiri di dunia, sampai ke bantal dan kamar tidur kita.
Lagu kelima, “Semakin Lama, Semakin Menerima”, ditulis dan rekam langsung, hanya karena melihat splash cymbal terpasang di drum set studio, dan enggak tahu akan seperti apa wujud akhir lagunya nanti berbunyi.
Lagu keenam “Di manakah Diri?” adalah hal yang cukup baru dalam produksi lagu-lagu Harlan, terutama dalam penataan sound vokal yang dikerjakan oleh sound engineer Adi Mamokiak.
Lagu ketujuh, “Kehilangan yang Paling Lega” adalah rekaman minimalis dari perasaan tarik menarik antara kehilangan dan kesabaran. Bersama waktu, beberapa hal bisa berbalik. Dari yang paling pahit bisa menjadi paling manis, yang paling sesak bisa menjadi yang paling lega.
Lagu kedelapan, lagu terakhir, “Pertanyaan Aktor”, terinspirasi dari menonton video wawancara di YouTube, seorang aktor yang pernah bertanya tentang siapa ayahnya.
Album Penembak Bayaran telah beredar dalam format CD, dirilis oleh indie label baru dari Jakarta, Cathysri Records, didukung oleh RURU radio, serta diedarkan luas oleh jaringan distribusi demajors.
Album ini bisa didapatkan melalui situs demajors.com, demajors App, maupun di seluruh jaringan (at)demajors.