Pada tanggal 9 Juli 2021, Compadres merilis album penuh pertama mereka yang berjudul Mannasiya. Album itu berisi lagu-lagu bernuansa pop era ’70-an dengan komposisi tata suara klasik. Compadres total menjahit 10 lagu, mengusung konsep bergaya combo.
Mannasiya dibuka dengan kemegahan orkestra yang ada di lagu “Patriot Zaman (Overture)”. Syair dan nada-nada yang dibawakan dalam album ini terdengar melankolis sekaligus maskulin, menjadi hasil dari perenungan dan penghayatan. Dengan warna-warni instrumen, Compadres mampu mendominasi musik di dalam Mannasiya dengan tempo middle sampai up beat, menurut ulasan situs Bicara Musik.
Pada hari perilisannya, dilakukan hearing session melalui zoom yang dihadiri oleh keempat personel Mannasiya bersama tim mereka. Cak Hend sebagai manager grup menjelaskan bahwa album ini berisi 5 lagu yang sebelumnya telah dirilis sebagai single, ditambah dengan 5 lagu baru.
Compadres memilih lagu “Phala Wan” sebagai lagu pertama yang diputar. Judul lagu ini adalah bentuk wordplay dari kata “pahlawan”, menjadi dedikasi untuk para tenaga kesehatan yang selalu siap untuk berbagi nyawa mereka di masa pandemi ini. Lalu track ke-9 yang diawali dengan nyanyian paduan suara, “Dimensi Kita” menjadi lagu kedua yang diputar sore itu.
Selanjutnya, mereka pun memutar “Cumbu Taman Tengah Kota”. Track ke-4 ini merupakan aransemen ulang “Cerah”, lagu yang pernah mereka rilis pada tahun 2017. Kemudian hadirlah lagu “Rentang Buana”, track ke-5 yang menjadi lagu jagoan di album Mannasiya.
Dalam sesi tanya jawab, Hario Nugroho sang bassist mengaku bahwa album ini ia anggap sebagai anaknya sendiri. Walaupun Hario tidak bisa mendeskripsikan perasaannya, ia mengaku bahwa perilisan Mannasiya tentu membuatnya sangat excited. Viqi Fauzi sang gitaris ikut menimpali, bahwa lahirnya album ini menjadi pembuktian setiap personel sebagai musisi.
“Dalam album Mannasiya, kami mencoba untuk menghadirkan nuansa opera, di mana antar lagu saling berkesinambungan secara tema, yaitu tentang manusia. Begitu pula dengan sajian musiknya, yang agak menyentuh ranah klasik,” ungkap Adhi Rahman sang komposer, arranger, dan keyboardist.
Dalam penulisan lirik lagu, Compadres pun menghadirkan diksi-diksi bahasa Indonesia yang tidak terdengar lumrah dan bersifat multitafsir. “Kami juga menghadirkan suara-suara atau sound yang sudah jarang terdengar di era musik zaman sekarang, tentunya dengan nada-nada yang indah,” tambah vokalis Gilang Pramudya.
“Ada yang namanya harum dan mencapai marwah yang tinggi setelah sebelumnya pernah mengalami kejatuhan dan kehinaan. Ada juga lakon manusia sebagai insan yang mengaku ber-Tuhan namun sikap dan pemikirannya justru sebaliknya, lebih mengedepankan logika ketimbang perintah dari Tuhannya. Seakan-akan logikanya lebih di-Tuhankan daripada Tuhannya sendiri,” ungkap Adhi Rahman, penulis musik dan lirik, arranger dan pemain instrumen keyboard, backing vocal serta perkusi di Compadres.
Compadres tampil dengan format chamber dan symphony, melibatkan lini string dari musisi-musisi bagian kelompok orkestra milik Erwin Gutawa. Selain itu, lini woodwind digawangi oleh Harry Winanto, yang menampilkan kesejukan di dalam album. Berapa musisi yang turut terlibat dalam pembuatan album ini adalah Bowie Djati (orkestra konduktor), Indra Q (penata suara), dan Edi Kusnadi (operator) yang sukses melakukan proses rekaman di Lontar Studio, Jakarta.
Album Mannasiya telah tersedia di layanan streaming digital dan hadir dalam format CD yang diedarkan luas oleh jaringan distribusi demajors.
Album ini bisa didapatkan melalui situs demajors.com, demajors App, maupun di seluruh jaringan (at)demajors.